Pemkab. Pidie Melepaskan 276 Mahasiswa Unigha KKN-T di Dua Kecamatan di Pidie

BERITA

 

(KKN-UNIGHA) Sebanyak 276 mahasiswa Unigha Sigli, melaksanakan Kuliah Kerja Nyata-Tematik atau KKN-T di 19 Gampong dalam Kecamatan Kembang Tanjong dan Glumpang Baro, Pidie.  Proses pelepasan mahasiswa Unigha dilakukan Asisten Dua Setdakab Pidie, Drs Sayuti MM, di halaman Kantor Bupati Pidie, Rabu (6/12/2023).

Mahasiswa langsung dijemput masing-masing Keuchik Gampong dalam dua Kecamatan di Pidie itu, setelah pelepasan selesai.

“KKN-Tematik dilaksanakan pada semester ganjil, dengan jumlah mahasiswa 276 orang,” kata Rektor Unigha Sigli, Prof BI Ansari MPd, kepada Serambinews.com, Rabu (6/12/2023).

 

 

Prof. Dr. Bansu I Ansari, M.Pd selaku Rektor menyebutkan para mahasiswa itu dibagi dalam 19 kelompok, yang ditempatkan di sembilan Gampong di Kecamatan Glumpang Baro.

Kemudian di sepuluh Gampong di Kecamatan Kembang Tanjong. Menurutnya, KKN-T dilaksanakan di desa merupakan program merdeka belajar kampus merdeka. Di mana mahasiswa melakukan riset berdaya guna lebih dahulu sebelum ditentunkan pada KKN-T.

 

Riset itu dilakukan di desa telah memperoleh rekomendasi camat.

Riset dilakukan mahasiswa dengan melakukan observasi desa, dengan melihat potensi dan permasalahan terjadi di desa.

Selanjutnya, bagaiamana mahasiswa mencari solusi alternatif dalam upaya membangun desa dari hasil riset tersebut.

“Kita juga memanggil DPMG Pidie dan melibatkan istri Pj Bupati untuk mendapatkan solusi terhadap riset mahasiswa di desa,” kata Prof BI Ansari didampingi Ketua Panitia Pelaksana KKN-T Unigha, Muhammad Nur SE MSi.

Menurutnya, hasil riset dilakukan mahasiswa menemukan sejumlah permasalahan. Antara lain, penyebab banjir di gampong. Selanjutnya, gampong tidak mampu mengelola sampah.

Kemudian adanya wc terbengkalai dan emping melinjo ditemukan di gampong yang tidak diketahui sistem pemasaran oleh warga, sehingga dimanfaatkan agen dengan membeli dengan harga murah.

Selain itu, tidak harmonis perangkat dan keuchik, sehingga berdampak pada APBG. Tidak ada bundes untuk mengelola hasil pertanian. Padahal, Pidie penghasil padi nomor dua terbesar di Aceh, setelah Aceh Utara.

“Pelaksanaan 40 hari KKN-T, tentunya mahasiswa harus mampu membangun desa.

Mahasiswa tidak membawa uang pada KKN-Tematik, tapi dengan uang dari APBG, mahasiswa harus mampu membimbing masyarakat untuk membuat kegiatan bermanfaat, baik fisik dan nonfisik.

 

Sumber : Serambinews.com